RESENSI
NOVEL INDONESIA
“
SANG PEMIMPI ”
Identitas
buku
Judul
buku : Sang Pemimpi
Penulis
: Andrea Hirata
Penerbit
: PT Bentang Pustaka
Judul
Resensi : Perjuangan Dengan
Pengorbanan
Tebal
: XXVIII + 247
Cetakan
: Ke-3, April 2012
ISBN : 978-602-8811-37-8
Harga
: Rp. 50.000,-
Nama
Peresensi : Abram Silalahi
2.
Sinopsis
Novel Sang Pemimpi menceritakan tentang
sebuah kehidupan tiga orang anak Melayu Belitong yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron
yang penuh dengan tantangan, pengorbanan dan lika-liku kehidupan yang memesona
sehingga kita akan percaya akan adanya tenaga cinta, percaya pada kekuatan
mimpi dan kekuasaan Tuhan. Ikal, Arai, dan Jimbron berjuang demi menuntut ilmu
di SMA Negeri yang jauh dari kampungnya. Mereka tinggal di salah satu los di
pasar kumuh Magai Pulau Belitong bekerja sebagai kuli ngambat untuk tetap hidup
sambil belajar. Ada Pak Balia yang baik dan bijaksana, beliau seorang Kepala
Sekolah sekaligus mengajar kesusastraan di SMA Negeri, dalam novel ini juga ada
Pak Mustar yang sangat antagonis dan ditakuti siswa, beliau berubah menjadi
galak karena anak lelaki kesayangannya tidak diterima di SMA yang dirintisnya
ini. Sebab NEM anaknya ini kurang 0,25 dari batas minimal. Bayangkan 0,25
syaratnya 42, NEM anaknya hanya 41,75.
Ikal, Arai, dan Jimbron pernah dihukum oleh Pak Mustar karena telah
menonton film di bioskop dan peraturan ini larangan bagi siswa SMA Negeri.
Bukan main pada apel Senin pagi mereka barisnya dipisahkan, dan mendapat
hukuman berakting di lapangan sekolah serta membersihkan WC. Ikal dan Arai
bertalian darah. Nenek Arai adalah adik kandung kakek Ikal dari pihak ibu, ketika
kelas 1 SD ibu Arai wafat dan ayahmya juga wafat ketika Arai kelas 3 sehingga
di kampung Melayu disebut Simpai Keramat. Sedangkan Jimbron bicaranya gagap
karena dulu bersama ayahnya.
3.
Perwajahan Buku
-
Tema
Tema
yang tersirat dalam novel Sang Pemimpi ini tak lain adalah “persahabatan dan
perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah
mimpi atau pengharapan”. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan per
kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan
begitu besarnya kekuatan mimpi (hal 35) sehingga dapat membawa
seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan.
begitu besarnya kekuatan mimpi (hal 35) sehingga dapat membawa
seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan.
-
Cover Novel
Buku
ini memiliki cover buku yang lumayan bagus, covernya agak tebal sehingga tidak
mudah rusak atau koyak. Pada covernya juga terdapat huruf-huruf timbul sehingga menampilkan kesan yang agak
keren.
-
Kertas Novel
Warna
kertasnya agak coklat sudah tidak putih lagi, ini merupakan tanda bahwa novel
ini bukan yang original tetapi sudah yang tiruan. Karena apa, jika kertasnya
berwarna putih kecoklatan itu berarti menggunakan kertas cetak.
-
Huruf
Huruf
yang digunakan pada novel ini tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil,
sehingga enak untuk dilihat. Dan tidak ada saya temukan pada novel ini ada yang
salah ketik, berarti pencetak novel ini sangat teliti dalam menulisnya. Juga
susunan hurufnya sangat rapi dan menarik.
-
Bahasa
Bahasa
dalam novel ini sangat banyak menggunakan bahasa yang bukan digunaka pada
bahasa sehari-hari, banyak menggunakan makna-makna kiasan, sehingga jika kita
sebagai pembaca tidak memiliki pengetahuan yang luas mengenai kosa kata
nantinya kita tidak akan tau apa maksud dan tujuan cerita tersebut.
-
Gaya Penulisan
Gaya
penceritaan novel ini sangat sempurna. Yaitu kecerdasan kata-kata dan
kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur repetitif yang membosankan.
Setiap katanya mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik dibalik
tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya realis bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak mengandung letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang
ada dalam novel Sang Pemimpi.
tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya realis bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak mengandung letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang
ada dalam novel Sang Pemimpi.
-
Penokohan dan Perwatakan
a. Ikal : baik hati, optimistis, pantang
menyerah (hal 18)
b. Arai : pintar, penuh inspirasi/ide
baru, gigih, rajin, pantang menyerah (hal 2)
c. Jimbron : polos, gagap bicara, baik,
sangat antusias pada kuda (hal 2)
d. Pak Balia : baik, bijaksana, pintar
(hal 62)
e. Pak Mustar : galak, pemarah, berjiwa
keras (hal 4)
f. Ibu Ikal: baik, penuh kasih sayang
(hal 33)
g. Ayah Ikal : pendiam, sabar, penuh
kasih sayang, bijaksana (hal 75)
h. Dan tokoh lain Mahader, A Kiun, Pak
Cik Basman, Taikong
Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak cik dan
Laksmi adalah tokoh pendukung dalam novel ini.
Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak cik dan
Laksmi adalah tokoh pendukung dalam novel ini.
-
Alur
Dalam
novel ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan mundur). Alur maju ketika
pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika
menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.
-
Amanat
Amanat
yang disampaikan dalam Sang Pemimpi ini adalah jangan berhenti bermimpi. Hal itu
sangat jelas pada tiap-tiap subbabnya. Yang pada prinsipnya manusia tidak akan
pernah bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam hidupnya.
Hal itu secara jelas digambarkan penulis dalam novel
ini dengan maksud memberikan titik terang kepada manusia yang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan.
ini dengan maksud memberikan titik terang kepada manusia yang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan.
-
Sudut Pandang
Sudut
pandang novel ini yaitu “orang pertama” (akuan). Dimana penulis memposisikan
dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.
4. Nilai
Yang Terdapat Pada Novel
-
Nilai Moral
Nilai
moral pada novel ini sangat kental. Sifat-sifat yang tergambar menunjukkan rasa
humanis yang terang dalam diri seorang remaja tanggung dalam menyikapi kerasnya
kehidupan. Di sini, tokoh utama digambarkan sebagai sosok remaja yang mempunyai
perangai yang baik dan rasa setia
kawan yang tinggi.
kawan yang tinggi.
-
Nilai Sosial
Ditinjau
dari nilai sosialnya, novel ini begitu kaya akan nilai sosial. Hal itu
dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggi antara tokoh Ikal, Arai, dan
Jimbron. Masing-masing saling mendukung dan membantu antara satu dengan yang
lain dalam mewujudkan impian-impian mereka sekalipun hampir mencapai batas
kemustahilan. Dengan didasari rasa gotong royong yang tinggi sebagai orang
Belitong, dalam keadaan kekurangan pun masih dapat saling membantu satu sama
lain.
-
Nilai Adat istiadat
Nilai
adat di sini juga begitu kental terasa. Adat kebiasaan pada sekolah tradisional
yang masih mengharuskan siswanya mencium tangan kepada gurunya, ataupun mata
pencaharian warga yang sangat keras dan kasar yaitu sebagai kuli tambang timah
tergambar jelas di novel ini. Sehingga menambah
khazanah budaya yang lebih Indonesia.
khazanah budaya yang lebih Indonesia.
5.
Kelebihan dan Kelemahan
1) Kelebihan
Banyak kelebihan-kelebihan yang didapatkan dalam novel ini.
Mulai dari segi kekayaan bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca
masuk dalam cerita hingga merasakan tiap latar yang terdeskripsikan secara
sempurna. Hal ini tak lepas dari kecerdasan penulis memainkan imajinasi berfikir
yang dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual yang berkelas, sehingga
pembaca selalu menantikan dan menerka-nerka setiap hal yang akan terjadi.
Selain itu, kelebihan lain daripada novel ini yaitu kepandaian Bang Andrea
dalam mengeksplorasi karakter-karakter sehingga kesuksesan pembawaan yang
melekat dalam karakter tersebut begitu kuat. Juga kelebihan dari buku ini
adalah harganya yang murah sekitar Rp. 49.900 di Graimedia di seluruh
Indonesia, tetapi bukan yang originalnya. Cover dari buku ini juga cukup
menarik dan memiliki makna yang dalam yaitu sebuah lukisan yang menggambarkan
seseorang berjalan menuju kesuksesan.
2) Kelemahan
Pada dasarnya novel ini hampir tiada kelemahan. Hal itu
disebabkan
karena penulis dengan cerdas menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Ditinjau dari segi kebahasaan jika pembaca tidak memiliki pengetahuan yang luas mengenai bahasa akan tidak memahami maksud dari penulis tersebut (hal 1).
karena penulis dengan cerdas menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Ditinjau dari segi kebahasaan jika pembaca tidak memiliki pengetahuan yang luas mengenai bahasa akan tidak memahami maksud dari penulis tersebut (hal 1).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar