*Artikel
Cuci Darah*
Abram Silalahi ( XI IPA1 )
Apakah Dialisis
itu? Dialisis atau cuci darah adalah tindakan medis yang tugasnya dalam
beberapa hal sama dengan yang dilakukan oleh ginjal kita yang sehat. Dialisis
diperlukan apabila ginjal kita tidak dapat lagi bekerja sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh tubuh. Dialisis diperlukan apabila sudah sampai pada tahap
akhir kerusakan ginjal atau gagal ginjal terminal (End Stage Renal Disease).
Biasanya terjadi apabila kerusakan ginjal sudah mencapai 85 – 90 persen.
Seseorang dianjurkan dialisis
(“cuci darah”) apabila fungsi ginjalnya sudah kurang dari 15% dan ada
tanda-tanda gejala uremia (keracunan darah) dikarenakan berbagai
sebab. Kalau penyebabnya acute atau mendadak dan bisa disembuhkan
maka dialisisnya sementara saja.
Pada cuci darah ini
fungsi ginjal digantikan oleh mesin, darah yang berasal dari pembuluh darah dimasukkan
ke dalam selang kecil yang terhubung dengan mesin tadi atau disebut Dializer. Didalam
Dializer ini darah akan mengalami penyaringan yang dilakukan oleh membran,
sampah hasil saringan ini akan dicampur dengan larutan yang disebut dialisat,
dan dibuang untuk selanjutnya diganti dengan cairan dialisat yang baru.
Kemudian darah yang sudah disaring dan bersih dimasukkan ke dalam tubuh kembali.
Meskipun proses ini mempunyai fungsi seperti ginjal tetapi hanya bisa
menggantikan fungsi ginjal normal sebesar 10 % saja.
Untuk gagal ginjal akut, biasanya dilakukan cuci darah sambil menunggu
perbaikan fungsi ginjalnya, sedangkan untuk gagal ginjal kronik, harus
dilakukan terus menerus, biasanya 3 kali seminggu dan setiap kali proses
berlangsung sekitar 3-5 jam. Hal ini umumnya
disebabkan oleh sakit gula, hipertensi, infeksi/batu, radang kronik/GN’S
dan lainnya. Yang harus dipikirkan adalah biayanya yang cukup
besar dan mempunyai efek samping yang cukup banyak seperti tekanan darah
rendah, pembekuan darah, infeksi, sakit kepala, mual, muntah, anemia, kram
otot, dan detak jantung tidak teratur. Alternatif lain bagi penderita gagal
ginjal kronik adalah melakukan cangkok ginjal apabila tidak ingin melakukan
cuci darah terus menerus, tetapi proses pencangkokan ginjal ini sangat rumit
sekali dan yang pasti memakan biaya yang besar sekali, karena itu sayangilah
ginjal anda dan jagalah selalu agar tetap sehat. Fungsi ginjal bisa
diukur dengan mengumpulkan urine selama 24 jam dan memeriksa kadar
creatinine (test untuk mengetahui fungsi ginjal) dalam urine dan dalam darah
atau bisa dihitung dengan formula tertentu dengan mengetahui kadar creatinine
dalam darah, umur dan berat badan pasien. Sehingga kadar creatinine yang
sama pada pasien dengan umur dan berat badan yang berbeda akan memberi hasil
fungsi ginjal yang berbeda.
Idealnya, dialisis sebenarnya
dianjurkan sedini mungkin dimana kualitas hidup masih sangat baik dan bisa
dipertahankan tetap baik. Sekali dianjurkan dialisis pada keadaan kronik maka
dia seumur hidup akan butuh dialisis dan umumnya 2 sampai 3 kali per minggu
dengan total kurang lebih 10 jam . Bagi para penderita gangguan dan gagal
ginjal akut, cuci darah dan cangkok ginjal menjadi pilihan utama untuk
memulihkan kondisi tubuh. Mesin cuci darah pun menjadi kebutuhan utama mereka.
Tapi tahukah Anda siapa yang pertama kali menciptakan mesin yang mampu
menyambung hidup banyak orang itu? Ternyata, mesin cuci darah diciptakan oleh
Willem Kolf asal Belanda, tepatnya pada tahun 1911.
Hebatnya, mesin cuci darah yang diciptakan Willem Kolf tidak dipatenkan. Ia beralasan karena temuannya merupakan pengabdian kepada rasa kemanusiaan. Usaha Kolf tidak berhenti sampai di sini. Demi pengabdiannya ia juga melakukan penelitian untuk mesin jantung buatan di Cleveland Clinic Foundation. Sungguh, sebuah hal sangat mulia yang dicontohkan Willem.
Hebatnya, mesin cuci darah yang diciptakan Willem Kolf tidak dipatenkan. Ia beralasan karena temuannya merupakan pengabdian kepada rasa kemanusiaan. Usaha Kolf tidak berhenti sampai di sini. Demi pengabdiannya ia juga melakukan penelitian untuk mesin jantung buatan di Cleveland Clinic Foundation. Sungguh, sebuah hal sangat mulia yang dicontohkan Willem.
Pada tanggal 23 Desember 1954,
sebuah upaya transplantasi antara ginjal pendonor yaitu Ronald Herrick dengan
penderita yang merupakan saudara kembarnya, Richard, berhasil dilakukan dengan
sempurna. Transplantasi sempurna ini berhasil dilakukan oleh dokter Joseph
Murray di rumah sakit Peter Brigham, Boston, Amerika Serikat. Berkat
keberhasilannya, dokter Murray mendapatkan hadiah Nobel pada tahun 1990 di
bidang Fisiologi.
Tujuan dilakukannya cuci darah atau hemodialisa
- Menggantikan
fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme
dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
- Menggantikan
fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan
sebagai urin saat ginjal sehat.
- Meningkatkan
kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
- Menggantikan
fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.
Cuci darah dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan:
- Kelainan
fungsi otak (ensefalopati uremik)
- Perikarditis
(Peradangan kantong jantung)
- Asidosis
(peningkatan keasaman darah) yang tidak memberikan respon terhadap
pengobata lainnya.
- Gagal
Jantung
- Hiperkalemia
(kadar kalium yang sangat tinggi dalam darah)
Setiap tindakan pasti ada resikonya, begitu juga
dengan cuci darah. Anda akan menghadapi beberapa komplikasi dari proses cuci
darah, diantaranya:
- Kram
otot: Kram otot seringkali terjadi pada ultrafiltrasi (penarikan cairan)
yang cepat dengan volume yang tinggi.
- Tekanan
darah rendah (hipotensi): Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena
pemakaian dialisat asetat, rendahnya dialisat natrium, penyakit jantung
aterosklerotik, neuropati otonomik, dan terlalu banyak cairan yang
dibuang.
- Reaksi
anafilaksis yg berakibat fatal (anafilaksis): biasanya terjadi karena
tekanan darah yang rendah.
- Gangguan
irama jantung: penyebab dari gangguan ritme jantung yaitu kadar kalium
& zat lainnya yg abnormal dalam darah.
- Perdarahan:
Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi trombosit dapat
dinilai dengan mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin selama
hemodialisa juga merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan.
- Pembekuan
darah: Pembekuan darah bisa disebabkan karena dosis pemberian heparin yang
tidak sesuai ataupun kecepatan putaran darah yang lambat.
- Gangguan
pencernaan: penderita yang melakukan cuci darah gangguan pencernaan yang
sering terjadi adalah mual dan muntah yang disebabkan karena hipoglikemia.
Gangguan pencernaan sering disertai dengan sakit kepala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar