PENGERTIAN NILAI MENURUT PARA AHLI
Nilai
telah diartikan oleh para ahli dengan berbagai pengertian, dimana pengertian
satu berbeda dengan yang lainnya. Adanya perbedaan pengertian tentang nilai ini
dapat dimaklumi oleh para ahli itu sendiri karena nilai tersebut sangat erat
hubungannya dengan pengertian-pengertian dan aktivitas manusia yang komplek dan
sulit ditentukan batasannya.
Kimball Young
Mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering
tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.
Woods
Mengemukakan bahwa nilai merupakan petunjuk umum yang telah
berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan
sehari-hari
M.Z.Lawang
Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang
diinginkan,yang pantas,berharga,dan dapat mempengaruhi perilaku sosial dari
orang yang bernilai tersebut.
Hendropuspito
Menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang dihargai
masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan
manusia.
.Lorens
Bagus (2002) dalam bukunya Kamus Filsafat
menjelaskan tentang nilai
a.
Nilai ditinjau dari segi Harkat adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal
itu dapat disukai, diinginkan, berguna, atau dapat menjadi objek kepentingan.
b.
Nilai ditinjau dari segi Keistimewaan adalah apa yang dihargai, dinilai
tinggi atau dihargai sebagai sesuatu kebaikan. Lawan dari suatu nilai positif
adalah “tidak bernilai” atau “nilai negative”. Baik akan menjadi suatu nilai
dan lawannya (jelek, buruk) akan menjadi suatu “nilai negative” atau “tidak
bernilai”.
Hans Jonas (Bert
Nilai adalah the addressee of a yes “
sesuatu atau alamat yang ditujukan dengan kata „ya‟ .
Darajat, Una (dalam Thoha, 1996 : 60) menjelaskan bahwa
nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berbeda dalam ruang
lingkup sistem kepercayaan dalam mana seseorang bertindak atau menghindari
suatu tindakan, atau mengenai suatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan.
Dari beberapa pengertian tentang
nilai di atas dapat difahami bahwa nilai itu adalah sesuatu yang abstrak,
ideal, dan menyangkut persoalan keyakinan terhadap yang dikehendaki, dan
memberikan corak pada pola pikiran, perasaan, dan perilaku. Dengan demikian
untuk melacak sebuah nilai harus melalui pemaknaan terhadap kenyataan lain
berupa tindakan, tingkah laku, pola pikir dan sikap seseorang atau sekelompok
orang.
Misalnya, seorang yang telah melakukan
pembunuhan kemudian ia melakukan pengakuan dosa dihadapan pendeta dan dalam
pengakuannya itu ia benar-benar menggambarkan suatu kesalahan atau dosa. Hal ini
karena dilatarbelakangi nilai ketuhanan atas nilai baik dan buruk menurut
agama, sehingga membunuh itu dosa hukumnya dan yang melakukannya itu salah.
Berbeda dengan orang yang menganggap
hal itu suatu pembelaan yang harus ditempuh, maka pembunuhan bukanlah merupakan
suatu kesalahan, akan tetapi merupakan kebanggaan yang harus dijunjung seperti
budaya ‘carok’ pada etnis Madura (carok merupakan budaya Madura masa silam,
yang menjunjung tinggi harga diri keluarga jika kehormatannya diganggu, maka
carok adalah penyelesaian yang terhormat)
Di lain pihak, semakin seseorang
bersikap setia pada tuntutan-tuntutan moral, semakin ia membuka diri terhadap
dunia nilai-nilai dan realitas rohani. Boleh dikatakan bahwa ia menjadi
sekodrat dengan mereka. Ia mencintai mereka, dan dengan demikian dapat melihat
arti suatu jalan menuju kepada realitas rohani dan nilai yang terutama, yaitu
Tuhan. Sehingga ia mengerti arti baik dan buruk atau salah dan benar dalam
berperilaku !
B. CIRI-CIRI NILAI
Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah Sebagai berikut.
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang
bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek
yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah
nilai,tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra
adalah kejujuran itu.
b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita,
dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai
diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak.
Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan berperilaku
yang mencerminkan nilai keadilan.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung
nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang
diyakininya.Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang
terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.
C. MACAM-MACAM NILAI
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu
a. Nilai logika adalah nilai benar salah.
b. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah.
c. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk.
a. Nilai logika adalah nilai benar salah.
b. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah.
c. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk.
Berdasarkan klasifikasi di atas, kita dapat memberikan contoh dalam kehidupan.
Jika seorang siswa dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar secara logika.
Apabila ia keliru dalam menjawab, kita katakan salah. Kita tidak bisa
mengatakan siswa itu buruk karena jawabanya salah. Buruk adalah nilai moral
sehingga bukan pada tempatnya kita mengatakan demikian. Contoh nilai estetika
adalah apabila kita melihat suatu pemandangan, menonton sebuah pentas
pertunjukan, atau merasakan makanan, nilai estetika bersifat subjektif pada
diri yang bersangkutan. Seseorang akan merasa senang dengan melihat sebuah
lukisan yang menurutnya sangat indah, tetapi orang lain mungkin tidak suka
dengan lukisan itu. Kita tidak bisa memaksakan bahwa luikisan itu
indah.
indah.
Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan
baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak
semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan
manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan
kita sehari-hari.
baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak
semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan
manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan
kita sehari-hari.
Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai
itu adalah sebagai berikut :
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian meliputi
1) Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
2) Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan(emotion) manusia.
3) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa,Will) manusia.
itu adalah sebagai berikut :
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian meliputi
1) Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
2) Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan(emotion) manusia.
3) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa,Will) manusia.
Nilai religius yang merupakan nilai keohanian tertinggi dan mutlak serta
bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar