Total Tayangan Halaman

Jumat, 30 Oktober 2015

Artikel Cuci Darah

*Artikel Cuci Darah*
Abram Silalahi ( XI IPA1 )
Apakah Dialisis itu? Dialisis atau cuci darah adalah tindakan medis yang tugasnya dalam beberapa hal sama dengan yang dilakukan oleh ginjal kita yang sehat. Dialisis diperlukan apabila ginjal kita tidak dapat lagi bekerja sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Dialisis diperlukan apabila sudah sampai pada tahap akhir kerusakan ginjal atau gagal ginjal terminal (End Stage Renal Disease). Biasanya terjadi apabila kerusakan ginjal sudah mencapai 85 – 90 persen.
Seseorang dianjurkan dialisis (“cuci darah”) apabila fungsi ginjalnya sudah kurang dari 15% dan ada tanda-tanda gejala uremia (keracunan darah) dikarenakan berbagai sebab. Kalau penyebabnya acute atau mendadak dan bisa disembuhkan maka dialisisnya sementara saja.
Pada cuci darah ini fungsi ginjal digantikan oleh mesin, darah yang berasal dari pembuluh darah dimasukkan ke dalam selang kecil yang terhubung dengan mesin tadi atau disebut Dializer. Didalam Dializer ini darah akan mengalami penyaringan yang dilakukan oleh membran, sampah hasil saringan ini akan dicampur dengan larutan yang disebut dialisat, dan dibuang untuk selanjutnya diganti dengan cairan dialisat yang baru. Kemudian darah yang sudah disaring dan bersih dimasukkan ke dalam tubuh kembali. Meskipun proses ini mempunyai fungsi seperti ginjal tetapi hanya bisa menggantikan fungsi ginjal normal sebesar 10 % saja.
Untuk gagal ginjal akut, biasanya dilakukan cuci darah sambil menunggu perbaikan fungsi ginjalnya, sedangkan untuk gagal ginjal kronik, harus dilakukan terus menerus, biasanya 3 kali seminggu dan setiap kali proses berlangsung sekitar 3-5 jam. Hal ini umumnya disebabkan oleh sakit gula, hipertensi, infeksi/batu, radang kronik/GN’S dan lainnya. Yang harus dipikirkan adalah biayanya yang cukup besar dan mempunyai efek samping yang cukup banyak seperti tekanan darah rendah, pembekuan darah, infeksi, sakit kepala, mual, muntah, anemia, kram otot, dan detak jantung tidak teratur. Alternatif lain bagi penderita gagal ginjal kronik adalah melakukan cangkok ginjal apabila tidak ingin melakukan cuci darah terus menerus, tetapi proses pencangkokan ginjal ini sangat rumit sekali dan yang pasti memakan biaya yang besar sekali, karena itu sayangilah ginjal anda dan jagalah selalu agar tetap sehat. Fungsi ginjal bisa diukur dengan mengumpulkan urine selama 24 jam dan memeriksa kadar creatinine (test untuk mengetahui fungsi ginjal) dalam urine dan dalam darah atau bisa dihitung dengan formula tertentu dengan mengetahui kadar creatinine dalam darah, umur dan berat badan pasien. Sehingga kadar creatinine yang sama pada pasien dengan umur dan berat badan yang berbeda akan memberi hasil fungsi ginjal yang berbeda.
Idealnya, dialisis sebenarnya dianjurkan sedini mungkin dimana kualitas hidup masih sangat baik dan bisa dipertahankan tetap baik. Sekali dianjurkan dialisis pada keadaan kronik maka dia seumur hidup akan butuh dialisis dan umumnya 2 sampai 3 kali per minggu dengan total kurang lebih 10 jam . Bagi para penderita gangguan dan gagal ginjal akut, cuci darah dan cangkok ginjal menjadi pilihan utama untuk memulihkan kondisi tubuh. Mesin cuci darah pun menjadi kebutuhan utama mereka. Tapi tahukah Anda siapa yang pertama kali menciptakan mesin yang mampu menyambung hidup banyak orang itu? Ternyata, mesin cuci darah diciptakan oleh Willem Kolf asal Belanda, tepatnya pada tahun 1911.

Hebatnya, mesin cuci darah yang diciptakan Willem Kolf tidak dipatenkan. Ia beralasan karena temuannya merupakan pengabdian kepada rasa kemanusiaan. Usaha Kolf tidak berhenti sampai di sini. Demi pengabdiannya ia juga melakukan penelitian untuk mesin jantung buatan di Cleveland Clinic Foundation. Sungguh, sebuah hal sangat mulia yang dicontohkan Willem.
Pada tanggal 23 Desember 1954, sebuah upaya transplantasi antara ginjal pendonor yaitu Ronald Herrick dengan penderita yang merupakan saudara kembarnya, Richard, berhasil dilakukan dengan sempurna. Transplantasi sempurna ini berhasil dilakukan oleh dokter Joseph Murray di rumah sakit Peter Brigham, Boston, Amerika Serikat. Berkat keberhasilannya, dokter Murray mendapatkan hadiah Nobel pada tahun 1990 di bidang Fisiologi.
Tujuan dilakukannya cuci darah atau hemodialisa
  • Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
  • Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
  • Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
  • Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.

Cuci darah dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan:
  • Kelainan fungsi otak (ensefalopati uremik)
  • Perikarditis (Peradangan kantong jantung)
  • Asidosis (peningkatan keasaman darah) yang tidak memberikan respon terhadap pengobata lainnya.
  • Gagal Jantung
  • Hiperkalemia (kadar kalium yang sangat tinggi dalam darah)
Setiap tindakan pasti ada resikonya, begitu juga dengan cuci darah. Anda akan menghadapi beberapa komplikasi dari proses cuci darah, diantaranya:
  • Kram otot: Kram otot seringkali terjadi pada ultrafiltrasi (penarikan cairan) yang cepat dengan volume yang tinggi.
  • Tekanan darah rendah (hipotensi): Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena pemakaian dialisat asetat, rendahnya dialisat natrium, penyakit jantung aterosklerotik, neuropati otonomik, dan terlalu banyak cairan yang dibuang.
  • Reaksi anafilaksis yg berakibat fatal (anafilaksis): biasanya terjadi karena tekanan darah yang rendah.
  • Gangguan irama jantung: penyebab dari gangguan ritme jantung yaitu kadar kalium & zat lainnya yg abnormal dalam darah.
  • Perdarahan: Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi trombosit dapat dinilai dengan mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin selama hemodialisa juga merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan.
  • Pembekuan darah: Pembekuan darah bisa disebabkan karena dosis pemberian heparin yang tidak sesuai ataupun kecepatan putaran darah yang lambat.
  • Gangguan pencernaan: penderita yang melakukan cuci darah gangguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang disebabkan karena hipoglikemia. Gangguan pencernaan sering disertai dengan sakit kepala.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar