MAKALAH
BAHASA INDONESIA
BERBICARA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Abram
Goklas
Arnold
Sinurat
Cindy
Hervina
Dedek
Hermawan
Desy
Naina
Zuraika
Nia
Novita Lubis
Yenny
TA
2012-2013
SMA
WAGE RUDOLF SUPRATMAN 2 MEDAN
Kata Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
perkenan-Nya kami dapat menghadirkan makalah mengenai kesastraan yaitu
berbicara guna keikutsertaan kami dalam diskusi kelompok mendatang.
Makalah
ini disusun untuk memberikan pedoman dan arahan kepada para peserta diskusi
dalam memahami kesastraan khususnya di bagian berbicara secara
mudah,lengkap,jelas,dan objektif.Adapun isi dari makalah ini mengacu pada
etika, aturan, dan tatacara dalam berbicara yang baik dan benar.
Kami
juga berharap makalah ini dapat memberikan sumbangsih yang berarti dalam
kelancaran proses diskusi mendatang.
Kami
menyadari bahwa makalah ini tak luput dari kekurangan.Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari peserta diskusi sangat kami harapkan demi
penyempurnaan dan perbaikan makalah ini.
Medan,17 April
2013
Penyusun
Daftar
Isi
I.
Kata
pengantar
II.
Daftar
Isi
III.
Isi
A.
Latar
Belakang……………………………………………………………….
B.
Pengertian
berbicara………………………………………………………….
C.
Faktor
–Faktor dalam berbicara………………………………………………
D.
Tujuan
berbicara……………………………………………………………...
E.
Masalah
dalam berbicara dan penanggulangannya…………………………..
F.
Kesimpulan
dan Saran………………………………………………………..
-Kesimpulan
-Saran
BERBICARA
A.
Latar Belakang
Manusia adalah
makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi.Komunikasi merupakan salah satu
kebutuhan terpenting manusia selain sandang,pangan, dan papan.Manusia
berkomunikasi satu sama lainnya dengan berbicara.Dengan berbicara, maksud dan
tujuan serta buah pikiran kita dapat dengan cepat tersampaikan.Banyak orang
berpendapat bahwa berbicara itu mudah.Namun, tanpa disadari, terkadang mereka
melupakan tata cara serta unsur-unsur berbicara yang benar.Dan bahkan, penting
diketahui bahwa berbicara bisa dikatakan problema publik yang sering
terjadi.Seperti halnya,orang-orang yang ketakutan saat akan mendeklarasikan
atau menyampaikan sesuatu di depan publik.Untuk itu,saran dan solusi yang baik
dan benar sangat berguna untuk menyelesaikan problema ini.
B.
Pengertian
Dilihat dari
berbagai segi, berbicara mempunyai banyak pengertian yaitu
•
Berbicara adalah : Kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
• Berbicara adalah : Suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
• Berbicara adalah : Proses individu berkomunikasi dengan lingkungan masyarakat untuk menyatakan din sebagai anggota masyarakat.
• Berbicara adalah : Ekspresi kreatif yang dapat memanifestasikan kepribadiannya yang tidak sekedar alat mengkomunikasikan ide belaka, tetapi juga alat utama untuk menciptakan dan memformulasikan ide baru.
• Berbicara ada!ah : Tingkah laku yang dipelajari di Iingkungan keluarga, tetangga, dan lingkungan lainnya disekitar tempatnya hidup sebelum masuk sekolah.
• Berbicara adalah : Suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
• Berbicara adalah : Proses individu berkomunikasi dengan lingkungan masyarakat untuk menyatakan din sebagai anggota masyarakat.
• Berbicara adalah : Ekspresi kreatif yang dapat memanifestasikan kepribadiannya yang tidak sekedar alat mengkomunikasikan ide belaka, tetapi juga alat utama untuk menciptakan dan memformulasikan ide baru.
• Berbicara ada!ah : Tingkah laku yang dipelajari di Iingkungan keluarga, tetangga, dan lingkungan lainnya disekitar tempatnya hidup sebelum masuk sekolah.
C.
Faktor-Faktor dalam berbicara
1) Faktor
Kebahasaan
Faktor-faktor yang menyangkut masalah bahasa yang seharusnya dipenuhipada waktu seseorang berbicara.
a. Ketepatan Ucapan
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi yang kurang tepat atau cacat akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, atau kurang menarik.pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang dianggap cacat bisa mengalihkan perhatian pendengar.
b. Penempatan Tekanan, Nada, dan Durasi yang Sesuai
Kesesuaian tekanan, nada dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara. Bahkan kadang-kadang merupakan factor penentu. Walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik, apabila disampaikan dengan penempatan tekanan, dan durasi yang sesuai akan menyebabkan masalah menjadi menarik. Sebaliknya jika penyampaiannya datar saja, hamper dapat dipastikan akan menimbulkan kejemuan, dan keefektifan berbicara menjadi berkurang.
c. Diksi atau Pilihan Kata
Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar.
d. Ketepatan Sasaran Pembicaraan
Hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang menggunakan kalimat yang efektif akan memudahkan pendengar memahami isi pembicaraan. Susunan penuturan kalimat ini sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian. Seorang pembicara harus mampu menyusun kalimat efektif, sehingga mampu menimbulkan pengaruh, menimbulkan kesan, atau menimbulkan akibat. Dalam peristiwa komunikasi, kalimat tidak hanya berfungsi sebagai penyampaian dan penerimaan informasi belaka, tetapi mencakup semua aspekekspresi kejiwaan manusia.
2) Faktor-faktor Nonkebahasaan
a. Sikap yang Wajar, Tenang, dan Tidak Kaku
Pembicara yang tidak tenang, lesu, dan kaku tentulah akan memberikan kesan pertama yang kurang menarik. Padahal kesan pertama ini sangat penting untuk menjamin adanya kesinambungan perhatian pihak pendengar. Dari sikap yang wajar saja sebenarnya pembicara sudah dapat menunjukkan otoritas dan integritas dirinya. Tentu saja sikap ini ditentukan oleh situasi, tempat, dan penguasaan materi.
b. Pandangan
Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara. Sebab pandangan mata seseorang itu dapat mempengaruhi perhatian lawan bicara. Pendapat ini sejalan dengan Ehrlich, ia menjelaskan bahwa pandangan kontak mata memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif.
c. Kesediaan Menghargai Pendapat Orang Lain
Dalam menyampaikan isi pembicaraan, seorang pembicara hendaknya mempunyai sikap terbuka dalam arti dapat menerima pendapat pihak lain, bersedia menerima kritik, bersedia mengubah pendapatnya kalau ternyata memang keliru.
d. Gerak-gerik dan Mimik yang Tepat
Gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat pula menunjang keefektifan berbicara. Hal-hal penting lain selain mendapat tekanan, biasanya juga dibantu dengan gerak tangan atau mimik.
e. Kenyaringan Suara
Tingkat kenyaringan suara disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah pendengar, dan akustik. Kenyaringan suara ketika berbicara harus diatur supaya dapat didengar oleh semua pendengar dengan jelas, dengan juga mengingat gangguan dari luar.
f. Kelancaran
Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraannya. Berbicara dengan terputus-putus, atau bahkan antara bagian-bagian yang terputus-putus itu diselipkan bunyi-bunyi tertentu seperti e…, anu…, a…, dan sebagainya dapat mengganggu penangkapan pendengar. Sebaliknya pembicara yang terlalu cepat berbicara juga akan menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraan.
g. Relevansi atau Penalaran
Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan dengan logis. Proses berpikir untuk sampai pada suatu simpulan haruslah berhubungan dengan logis. Hal ini berarti bagian-bagian dalam kalimat, hubungan kalimat dengan kalimat harus logis dan berhubungan dengan pokok pembicaraan.
h. Penguasaan Topik Pembicaraan
Pembicaraan formal selalu menuntut persiapan. Tujuannya tidak lain adalah supaya topik yang dipilih betul-betul dikuasai. Penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran.
Faktor-faktor yang menyangkut masalah bahasa yang seharusnya dipenuhipada waktu seseorang berbicara.
a. Ketepatan Ucapan
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi yang kurang tepat atau cacat akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, atau kurang menarik.pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang dianggap cacat bisa mengalihkan perhatian pendengar.
b. Penempatan Tekanan, Nada, dan Durasi yang Sesuai
Kesesuaian tekanan, nada dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara. Bahkan kadang-kadang merupakan factor penentu. Walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik, apabila disampaikan dengan penempatan tekanan, dan durasi yang sesuai akan menyebabkan masalah menjadi menarik. Sebaliknya jika penyampaiannya datar saja, hamper dapat dipastikan akan menimbulkan kejemuan, dan keefektifan berbicara menjadi berkurang.
c. Diksi atau Pilihan Kata
Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar.
d. Ketepatan Sasaran Pembicaraan
Hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang menggunakan kalimat yang efektif akan memudahkan pendengar memahami isi pembicaraan. Susunan penuturan kalimat ini sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian. Seorang pembicara harus mampu menyusun kalimat efektif, sehingga mampu menimbulkan pengaruh, menimbulkan kesan, atau menimbulkan akibat. Dalam peristiwa komunikasi, kalimat tidak hanya berfungsi sebagai penyampaian dan penerimaan informasi belaka, tetapi mencakup semua aspekekspresi kejiwaan manusia.
2) Faktor-faktor Nonkebahasaan
a. Sikap yang Wajar, Tenang, dan Tidak Kaku
Pembicara yang tidak tenang, lesu, dan kaku tentulah akan memberikan kesan pertama yang kurang menarik. Padahal kesan pertama ini sangat penting untuk menjamin adanya kesinambungan perhatian pihak pendengar. Dari sikap yang wajar saja sebenarnya pembicara sudah dapat menunjukkan otoritas dan integritas dirinya. Tentu saja sikap ini ditentukan oleh situasi, tempat, dan penguasaan materi.
b. Pandangan
Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara. Sebab pandangan mata seseorang itu dapat mempengaruhi perhatian lawan bicara. Pendapat ini sejalan dengan Ehrlich, ia menjelaskan bahwa pandangan kontak mata memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif.
c. Kesediaan Menghargai Pendapat Orang Lain
Dalam menyampaikan isi pembicaraan, seorang pembicara hendaknya mempunyai sikap terbuka dalam arti dapat menerima pendapat pihak lain, bersedia menerima kritik, bersedia mengubah pendapatnya kalau ternyata memang keliru.
d. Gerak-gerik dan Mimik yang Tepat
Gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat pula menunjang keefektifan berbicara. Hal-hal penting lain selain mendapat tekanan, biasanya juga dibantu dengan gerak tangan atau mimik.
e. Kenyaringan Suara
Tingkat kenyaringan suara disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah pendengar, dan akustik. Kenyaringan suara ketika berbicara harus diatur supaya dapat didengar oleh semua pendengar dengan jelas, dengan juga mengingat gangguan dari luar.
f. Kelancaran
Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraannya. Berbicara dengan terputus-putus, atau bahkan antara bagian-bagian yang terputus-putus itu diselipkan bunyi-bunyi tertentu seperti e…, anu…, a…, dan sebagainya dapat mengganggu penangkapan pendengar. Sebaliknya pembicara yang terlalu cepat berbicara juga akan menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraan.
g. Relevansi atau Penalaran
Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan dengan logis. Proses berpikir untuk sampai pada suatu simpulan haruslah berhubungan dengan logis. Hal ini berarti bagian-bagian dalam kalimat, hubungan kalimat dengan kalimat harus logis dan berhubungan dengan pokok pembicaraan.
h. Penguasaan Topik Pembicaraan
Pembicaraan formal selalu menuntut persiapan. Tujuannya tidak lain adalah supaya topik yang dipilih betul-betul dikuasai. Penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran.
D.
Tujuan Berbicara
Secara
umum, tujuan berbicara dapat terbagi atas 5 yaitu:
1) Berbicara untuk Menghibur
Menghibur adalah
membuat orang senang dan bergembira. Dalam hal ini seorang
pembicara
menarik perhatian pendengar dengan cara yang menyenangkan, misalnya
humor,
spontanitas, kisah-kisah jenaka, dan sebagainya.
2) Berbicara untuk Menginformasikan
Berbicara untuk
tujuan menginformasikan dilaksanakan kalau seseorang berkeinginan
untuk :
-
Menerangkan atau
menjelaskan sesuatu proses
-
Memberi atau menanamkan
pengetahuan
-
Menguraikan,
menafsirkan, atau mengiterpretasikan sesuatu hal
-
Menjelaskan
kaitan, hubungan, relasi antara benda, hal, atau peristiwa.
3) Berbicara untuk Menstimulasi
Menstimulasi
merupakan kegiatan (berbicara) yang kompleks. Ketika menstimulasi
pendengar
pembicara harus pintar merayu atau mempengaruhi pendengarnya. Hal ini
dapat tercapai
jika pembicara benar-benar mengetahri minat, kebutuhan, dan cita-cita
pendengarnya.
4) Berbicara untuk Meyakinkan
Meyakinkan
merupakan upaya seseorang agar orang lain bersikap tertentu. Melalui
pembicaraan yang
meyakinkan, sikap pendengar dapat diubah misalnya dari sikap
menolak menjadi
sikap menerima. Melalui pembicara yang terampil dan disertai
dengan bukti,
fakta, contoh, dan ilustrasi yang mengena, sikap itu dapat diubah dari
menolak menjadi
menerima.
5). Berbicara untuk Menggerakkan
Pernahkah
Saudara hadir dalam suatu kampanye? Pembicara dalam kampanye adalah
seseorang yang
pandai menggerakkan massa. Dalam berbicara untuk menggerakkan
diperlukan
pembicara yang pandai berorasi dan berkharisma. Melalui kepintarannya
berbicara,
kelihaiannya membakar emosi, kecakapan memanfaatkan situasi, ditambah
penguasaannya
terhadap ilmu – jiwa massa, pembicara dapat menggerakkan
pendengarnya.
E.
Masalah-Masalah Dalam Berbicara dan
Penanggulangannya
Beberapa
masalah umum yang terjadi dalam aspek berbicara:
a.
Sulit
berbicara/menyampaikan sesuatu di muka umum
Penyebab : 1.takut
gagal 5.terlalu
perpeksionis
2.
kurangnya rasa percaya diri 6.kurang
persiapan
3.takut
dinilai/dihakimi 7.stress
4.phobia terhadap
banyak orang 8.traumatis,takut
Cara
penanggulangan :
-Latihan berbicara: Jika Anda memiliki masalah berbicara
di depan umum. Maka Anda bisa latihan berbicara dengan teman atau anggota
keluarga Anda.
-Ambil inisiatif: Dengan ambil inisiatif dalam memulai
pembicaraan, misalnya membahas hal utama dalam topik pembicaraan. Tujukan aspek
positif yang dapat Anda soroti ketika Anda berbicara di depan umum.
-Tidak argumentatif: Berbicara di depan umum merupakan
peristiwa pendek dan terikat waktu. Anda harus sangat tepat tentang poin yang
ingin Anda sampaikan. Berikan pandangan yang jelas dan tidak argumentatif
karena terkesan negatif.
-Bahasa tubuh yang positif dan ekspresi: Setiap emosi
atau bahasa tubuh yang negatif bisa membuat kesan buruk tentang Anda. Bahkan,
jika Anda merasa gugup atau stres, cobalah untuk tidak menunjukkannya dan
menutupinya dengan kepercayaan diri Anda.
b.
Penggunaan
bahasa prokem indonesia dalam aspek kehidupan sehari-hari
Dampak : 1.lunturnya
rasa nasionalisme dan sikap bangga pada
bahasa
dan budaya.
2.terlupakannya
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
3.sulit
mengutarakan bahasa Indonesia dengan benar
4.bahasa
Indonesia dianggap rendah
5.hilangnya/lunturnya
bahasa Indonesia
Cara
penanggulangan :1.Biasakan
untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
2.Menyadari
pentingnya penggunaan bahasa Indonesia demi menjaga
kelestarian
budaya Indonesia
3.Menanamkan
semangat persatuan dan kesatuan dalam diri kita
4.Pemerintah harus
menekankan penggunaan bahasa Indonesia dalam
film produksi
negeri
5.Meningkatkan
pembelajaran bahasa Indonesia dalam
pendidikan
F.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan :Berdasarkan isi dari makalah ini,kami
simpulkan bahwa berbicara merupakan aspek kebahasaan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari.Berbicara memiliki tata cara dan teknik berupa faktor
kebahasaan dan faktor non kebahasaan.Namun,berbicara yang dapat dilakukan oleh
semua orang juga tak luput dari berbagai masalah.Sebagai contoh, sulit dalam
mengemukakan pendapat di muka umum.
Saran :Menurut kami,saran yang terbaik adalah
membangun rasa percaya diri dan menghilangkan ketakutan dalam diri sendiri.Dan
seperti pepatah menggatakan “Alah bisa karena biasa”yang berarti bahwa kita
harus sering menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar kita dapat
terbiasa untuk berbicara atau berkomunikasi dengan baik dengan orang lain.
Terima Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar